UMROH ITU PANGGILAN, DIPANGGIL ATAU TERPANGGIL ??
Allah tidak MEMANGGIL orang-orang yang MAMPU tapi Allah
MEMAMPUKAN orang-orang yang TERPANGGIL untuk berkunjung ke Baitullah (ka’bah).
Menurut makna bahasa, Umroh berarti menyengaja atau
mengunjungi, sedangkan dalam terminologi islam, Umroh itu berarti berkunjung ke
Baitullah untuk melaksanakan beberapa amalan-amalan seperti wukuf, tawaf, sa’i
serta amalan lainnya pada masa tertentu untuk mendapatkan pahala dan ampunan
dari Allah SWT. Keseluruhan rangkaian
pelaksanaan ibadah Umroh itu dilakukan di Arab Saudi, sehingga siapapun yang
berangkat kesana tentulah orang yang mampu dan memiliki bekal materi yang
cukup.
Bila anda selesai membaca catatan saya ini kemudian anda
langsung berniat dan bersungguh-sungguh akan melaksanakan Umroh atau Umroh, ada
2 kemungkinan saja yang bakal terjadi.
Anda mempunyai kesempatan bisa melaksanakan keinginan Umroh.
Anda tidak mempunyai kesempatan untuk melaksanakan keinginan Umroh.
Untuk memahami bahasa “punya kesempatan” atau “tidak punya
kesempatan” dalam hal Haji & Umroh kita cukup mengingat contoh nyata \"Penjual
Gorengan Naik Haji setelah Menabung selama 20 tahun\" , atau sinetron “Tukang Bubur Naik Haji” kemudian... tengok teman atau tetangga kita
yang mampu beli mobil Rp.100jt – Rp.500jt hingga 1 milyar tapi belum Umrohjuga walau ongkos haji hanya
berkisar Rp.38 jutaan. Begitulah rahasia Umroh....
- Banyak orang yang mampu tetapi tidak sempat.
- Ada yang sempat tetapi ia tidak mampu.
- Ada lagi yang sempat dan mampu tetapi tidak sehat.
- Ada juga yang mampu, sempat dan sehat tetapi harus menunggu 15 tahun lagi.
- Ada yang mampu, sempat dan sehat tetapi hatinya tidak tergerak untuk berumroh.
UMROH ITU PANGGILAN, DIPANGGIL, ATAU TERPANGGIL ?
Untuk memudahkan memahami kata di atas, kita sandingkan saja
padanan perubahan kata “panggil” dengan “daftar” : “panggilan, dipanggil, terpanggil” dengan
“daftaran, didaftar, terdaftar”.
Untuk jadi “Terdaftar”, kita harus daftar terlebih dahulu
seteleh kita tahu adanya pengumuman pendaftaran dan kita juga harus pastikan
bahwa kita sudah ada didaftar. Begitu
juga sebelum kita jadi “Terpanggil” tentu kita harus merespon panggilan agar
kita bisa dipanggil dan masuk daftar Terpanggil.
Allah sudah menyebarluaskan panggilan atau undangan ini kepada
seluruh umat manusia. Undangan ini sudah dibuat oleh Allah dan disebarluaskan
untuk hambaNya sejak ribuan tahun lalu oleh Nabi Ibrahim AS dan dilanjutkan
oleh Rasulullah SAW, undangan ini akan
tetap ada sampai akhir zaman.
Panggilan yang satu ini adalah sebuah “inisiatif” yang
didasari keimanan dan taqwa, yang ‘mengharuskan’ diri untuk mau hadir, ‘harus’
bisa hadir, ‘harus’ merasa tidak enak jika tidak hadir. Memang benar-benar tidak ada pilihan lagi
bagi yang berkesempatan. Harus hadir. Urusan undangan yang satu ini kaitan
tanggung jawabnya lebih berat daripada sekedar ‘tidak enak’ pada si Pengundang.
Tidak semudah itu pula lantas kita ‘bisa’ menghubungi si Pengundang dan dengan
enteng memohon maaf atas ketidak hadiran kita karena bermacam alasan-alasan
tertentu.
mengerjakan Umroh adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang
siapa mengingkari (kewajiban Umroh), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali ‘Imraan [3]; ayat: 96-97)
Jadi…. Allah
memanggil, kita dipanggil, tetapi hanya “sebagian” saja dari kita yang
“terpanggil”. Itu semua tergantung respon kita setelah menerima panggilan.
Saya pikir kurang tepat apa yang kita lakukan ketika ada
orang yang mau berangkat Umroh /umroh kita ngomong (titip pesan) “nanti nama
saya di panggil / di sebut ya…..” karena sebenarnya bukan kapasitas manusia
(jamaah) untuk melakukan panggilan ini.
Cukuplah kita minta didoakan saja sesuai apa yang kita harapkan karena
sesungguhnya sebagai insan kita mesti saling mendoakan dalam kebaikan.
BELUM ADA PANGGILAN
Saya sebenarnya kurang setuju dengan penyebutan Umroh adalah
“Panggilan Allah” atau dengan alasan
“Belum Ada Panggilan”. Dengan penyebutan
“panggilan Allah” itu kok kayaknya mengesankan bahwa Allah itu pilih kasih
kepada hambanya. Lah apa itu berarti orang yang belum Umroh itu bukanlah orang
pilihan? bukanlah orang-orang yang disukai Allah ? Apakah Allah lebih memandang
orang yang ber Umroh itu lebih mulia daripada mereka yang belum Umroh itu? Apakah Allah sama sekali ndak melihat niat
dan usaha hambanya itu untuk bisa berangkat ke tanah suci ?
Allah itu pasti suka kepada semua hamba yang beribadah kepadaNya,
dan itu tidak terbatas hanya kepada ibadah Umroh saja. Allah pasti juga suka
kepada mereka yang melaksanakan sholat, puasa dan ibadah lainnya, asal dengan
satu syarat, bahwa semua itu dilakukan benar-benar niat karena Allah, bukan
karena pamer atau niat lainnya.
Jadi istilah “Umroh itu panggilan Allah” akan lebih tepat bila diganti dengan “Umroh adalah atas izin Allah”.
KEINGINAN YANG KUAT
Yakinlah bahwa Allah tidak memanggil orang-orang yang mampu
tapi Allah memampukan orang-orang yang terpanggil.
Untuk bisa menjadi yang “terpanggil” niat saja tidak cukup.
Harus dengan “niat dan keinginan yang kuat” yang dimanifestasikan dalam
tindakan kita. Berdoa setiap waktu dan
mengerahkan segenap tenaga dan usahanya untuk bisa pergi ke Baitullah. Keinginan yang kuat akan menuntun kita ke
jalan menuju Baitullah. Kalo ternyata
sampai menjelang ajal kita belum bisa merealisasikan niat dan keinginan kuat
kita untuk mengunjungi Baitullah dengan berbagai alasan, kita masih ada peluang
untuk berUmroh yaitu anak cucu kita yang akan mengUmrohkan.
BELUM SIAP
Jika kita lahir dan dibesarkan sebagai seorang muslim,
bukankah kita sudah disiapkan sejak dini ?
Bukankah rukun islam adalah syahadat, sholat, zakat, puasa ramadhan dan Umroh? Jika Islam diibaratkan sebagai
sebuah bangunan, maka Rukun Islam merupakan tiang-tiang penyangga utama
bangunan itu. Bangunlah tiang-tiang itu
dan mulailah dari yang paling bisa dan memungkinkan untuk dibangun. Sejak dini semestinya kita juga sudah harus
siap-siap menyediakan material-material yang diperlukan untuk membangun
tiang-tiang tersebut. Namun kenyataannya
banyak yang sekedar atau bersungguh-sungguh membangun 4 tiang utama dan mengesampingkan
1 tiang utama itu.
Catatan H. Abdul Halim
ANTREAN UMROH PANJANG
Semua rangkaian ibadah Umroh adalah mengandalkan fisik. Usia
semakin tua semakin berat melaksanakan ibadah Umroh. Maka lebih afdol ibadah Umroh dilaksanakan selagi muda dan sehat sehingga bisa melaksanakan semua rukun,
wajib dan sunnahnya berUmroh.
Sudah menjadi sebuah fakta yang tidak bisa dipungkiri lagi,
bahwa pada saat ini ibadah Umroh di negara Indonesia menjadi suatu ibadah yang
sulit untuk dilaksanakan, hal ini dikarenakan adanya \"waiting list\"
yang sangat banyak, sehingga masa tunggu untuk pemberangkatan Umroh menjadi
sangat lama.
Kalo hari ini anda langsung ke Kantor Depag untuk Daftar Umroh, saya pastikan bahwa anda punya kesempatan berangkat Umroh 15 tahun lagi.
Ya… 15 tahun lagi. Bahkan ada wilyah
yang daftar tunggunya sudah sampai 20 tahun lebih. Berapa umur anda sekarang
? Kalau tidak daftar Umrohsekarang mau
berangkat kapan? Inilah yang menjadi
renungan umat islam yang ada di Indonesia, sebab untuk mau pergi Umroh saja
mesti antri 10-25 tahun lamanya bahkan bisa jadi bisa lebih lama lagi.
Hampir bisa dipastikan karena antrean panjang Umroh orang akan beralih ke Umroh (Umroh ). Orang yang Umroh akan meningkat
tahun-tahun mendatang. Perkembangan ekonomi Indonesia yang relatif stabil
meningkatkan jumlah kelas menengah \"middle class\" Muslim. Pada saat
yang sama, memberikan peluang lebih besar bagi kelas bawah \"lower
class\" untuk menabung guna membiayai perjalanan naik Umroh atau umrah.
Karena itu pula, jumlah Muslimin-Muslimat yang berniat naik Umroh dan umrah juga
bakal berlipat ganda., Bisa jadi nanti pergi umroh pun menjadi sulit dan harus
masuk daftar \"waiting list\" karena visa umroh pun terbatas
jumlahnya.